Cerpen Bukan Sembarang Cerpen: Mahasiswa UNDIP Galakkan Literasi dan Pembentukan Moral Sejak Usia Dini

  • Desa Keniten
  • Feb 09, 2023
BERITA, KEGIATAN

Batang (31/01/2023) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro memberi edukasi bertema “Pentingnya Literasi dan Pembentukan Moral Sejak Dini Melalui Pembelajaran Cerita Pendek Berbasis Kearifan Lokal” kepada siswa SD Negeri Keniten.

Singkatnya, literasi ialah suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk membaca dan menulis.

Berkaitan dengan literasi, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019.

Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia sebesar 0,001 persen. Ini artinya hanya 1 orang di antara 1000 orang di Indonesia yang gemar membaca.

Selain krisis literasi, Indonesia juga mengalami degradasi moral. Terbukti dengan maraknya kasus pelecehan seksual, korupsi, seks bebas, pembunuhan, tawuran pelajar, penyalahgunaan narkoba, perampokan, dan lain sebagainya

Degradasi artinya kemunduran, kemrosotan atau penurunan dari suatu hal. Sedangkan moral artinya akhlak atau budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, mahasiswa Antropologi Sosial, Universitas Diponegoro – Mohammad Rozan Fahreza – menyusun program pengajaran terkait literasi dan etika moral yang disampaikan pada pada hari Selasa, 31 Januari 2023 secara langsung kepada siswa-siswa SD Negeri Keniten saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Keniten, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang.

Menurutnya, “Gemar membaca adalah suatu kebiasaan yang harus dibiasakan sejak usia dini, begitu pula pembangunan karakter dan moral etika yang dibiasakan melalui ajaran agama dan nilai-nilai kearifan lokal”.

Sebagai bentuk terencana guna menyelesaikan persoalan, selama 25 hari melakukan riset kearifan lokal, berupa mengumpulkan dan menggali sebanyak-banyaknya informasi tentang situs bersejarah hingga cerita-cerita legenda di desa.

Solusinya ialah mengarang narasi fiksi cerpen (cerita pendek) disertai desain karakter tokoh superhero populer dengan memuat segala unsur kearifan lokal khas desa.

Pemilihan tema superhero ialah lantaran superhero merupakan materi awal bagi manusia tentang aksi-aksi kebaikan, tentang bagaimana manusia menjadi sosok superhero itu sendiri, kebaikan macam apa yang akan ia jalani, dan memastikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lainnya.

Melalui adanya program ini, harapannya agar siswa SD dapat terbiasa dan menyukai membaca mulai dari bacaan-bacaan paling ringan dan sederhana. Sedangkan, untuk menjawab persoalan degradasi moral, diharapkan nilai-nilai kultur dan agama yang termuat dalam cerpen menjadi pedoman yang mulai ditanamkan sejak usia dini.